Berbicara soal musik berarti kita berbicara tentang salah satu dari sekian banyak seni yang kita kenal. Sejak zaman Yunani kuno, musik telah dikenal Manusia. Apa lagi saat ini, musik telah menyatu bersama manusia dan menjadi salah satu karya seni yang tidak mengenal umur dan usia.
Apa sebenarnya Musik, lirik, dan lagu ?
Musik merupakan irama yang dihasilkan oleh alat-alat tertentu yang dimainkan maupun diprogramkan oleh manusia. Secara umum, musik memiliki bebera Gendre. Sebut saja, Reggae, Jazz, Rock, Country, dan sebagainya. Setiap gendre memiliki cara, bentuk, dan gaya yang unik dalam merealisasikan karya seninya. Keunikan inilah yang turut membentuk dan membedakan satu gendre dengan gendre musik lainya.
Sahabat sehidup semati dari sebuah musik adalah lirik dan nyanyian. Kesatuan antara musik, lirik, dan nyanyian inilah yang selanjutnya membentuk sebuah karya seni yang indah dan bergelora untuk disimak.
Lagu merupakan ragam suara yang berirama. Ragam suara ini bisa dalam rupa, bercakap, bernyanyi, dan membaca. Sedangkan lirik merupakan ekspresi sang pencipta lagu tentang apa yang ia alami, lihat, dan rasakan yang selanjutnya dituangkan dalam aksara dan dilantunkan melalui sara bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan yang dapat memikat pendengar dalam realitas
Dengan demikian secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa keharmonisan dan kebersatuan antara musik, lirik, dan nyanyian inilah senjutnya turut melahirkan karya seni yang indah untuk disimak . Semua musik dapat dibilang lagu, tetapi semua lagu tidak dapat dibilang musik.
Kita harus mengakui, musik merupakan karya seni yang kaya akan nilai estetikanya dan mampu mengajari dan mendidik kita untuk mencintai keindahan. Tapi, muncul pertanyaan apakah semua musik itu baik? Pertanyaan ini, jika kita mengacu pada kutipan Plato di atas maka kita akan menemukan Paragraf kedua yang berbunyi.
"Masyarakat yang bermoral rendah memandang musik hanya sebagai sarana hiburan dan alat bersenang-senang"
Artinya, dalalam dunia real musik terdapat nilai baik dan juga nilai buruk. Tergantung kita sebagai pendengar dan pelaku yang berperan dan turut serta mendengarkan dan menciptakan musik tersebut dalam kehidupan ini.
Bagaimana dengan musik -musik saat ini?
Dewasa ini, jika kita analisis setiap lirik lagu. Kita akan menemukan hampir semua lagu baik yang lokal maupun nasional di negara ini, tidak pernah lepas dari kata cinta, kasih, sayang, dan rindu. Lebih mendalam lagi. Lagu-lagu tersebut penekanannya selalu pada dua pasangan sejoli. Selain itu, kata cinta, kasih, sayang, dan rindu selalu indentik dengan dua pasangan sejoli. Laki-laki dan perempuan (Cinta kepada lawan jenis)
Pertanyaannya mengapa kata "cinta", "kasih", "sayang" dan "rindu" itu dibuat begitu sempit dan yang ditonjolkan dalam setiap lirik selalu terbatas pada dua sejoli.
Percaya atau tidak ketika kita mendengan kata-kata di atas, mindset kita yang dibentuk oleh lagu-lagu itu akan membuat otak kita membuka hal-hal yang berkaitan dengan saling mencintai antara dua sejoli. Jika dipahami secara mendalam, bukankah cinta, kasih, sayang dan rindu itu luas? Seluas manusia dan seisi bumi ini. Kita mencintai, menyayangi, dan mengasihi itu tidak terbatas, tetapi yang pasti hanya tingkatannya yang berbeda.
Asumsi saya, cinta, kasih, sayang, dan rindu itu luas. Jangan kita pahami secara sempit sebagaimana dalam lirik lagu-lagu saat ini yang memaknai kata-kata di atas dengan ruang yang begitu sempit. Selain itu, musik, lirik, dan lagu saat ini digunakan sebagai sarana bersenang-senang yang selanjutnya turut mengabulkan kata Plato yang diucapakan ribuan tahun lalu.
Apa dampak negatifnya?
Menurut saya, dampak degatif dari lagu- lagu itu sebagai berikut.
- Pertama sebagaimana kata Plato di atas, zaman ini anak-anak akan langsung berhadapan dengan lagu-lagu yang rendah akan nilai moralnya. Hasilnya, lagu-lagu itu akan turut membentuk mindset anak tersebut. Jika kita singkronkan dengan konteks Papua. Di sana kita akan menemukan Party Mini (acara kewa ) yang berlangsung hampir setiap malam.
Yah ini fakta. Waktu itu, tahun 2010 Dihaimoma sendiri pun pernah telibat, bahkan sebagai pelaku dan penyelenggara tiga acara semacam itu di SPC Salera Kali Bumi. Sekarang ini baru Dihaimoma mengerti, ternyata saya pun pernah hidup di dunia yang rendah akan nilai moral sebagaimana yang di maksudkan Plato di atas.
Selain itu, misalnya jumat lalu, di tempat saya kost ada dua anak SD kelas 4 becerita. Saya menyimak pembicaraan mereka diam-diam.
A. Ko dekat dengan Cewek to. Kalau sudah dekat sama dia, kenapa ko tidak pacaran saja?
B. Ahh nanti, palingan kalau sudah SMP.
Percakan itu agak aneh untuk di simak telinga saya. Aneh, karena Si A dan B ini masih SD kelas 4. Itulah sebabnya, saya berasumsi. Di zaman ini anak- anak akan dihadapkan langsung pada lagu-lagu yang tidak bermoral dan sinetron-sinetron yang tidak mendidik. Semua itu akan turut membentuk cara berpikir mereka.
Jangan herang gan, angka pemerkosaan anak dibawa umur meningkat di negara ini. Bahkan, beberapa bulan lalu media-media besar diramaikan dengan pemerkosaan anak SMP oleh 14 orang. Bukan hanya itu, pertahun angka pemersosaan terhadap anak di bawa umur meningkat di negara ini. Sampai-sampai belum lama ini, Pak Jokowi mengeluarkan aturan yang mengatur hukuman ganda bagi pelaku pemerkosaan.
Sampai di sini apa yang salah dan siapa yang salah. Pelaku, lagu-lagu dan sinetron yang tidak bermoral ataukah orang tua dari anak anak itu. Entalah. Anda jawab sendiri. Yang pasti zaman ini orang tua akan memiliki tangungjawab yang ekstra untuk mendidik anak. Bukan hanya mendidik, memilah dan memilih informasi yang tepat untuk anak- anak mereka.
Kedua ketika anda menganalisis tiap lirik lagu dan sinetron di negara ini, sudah pasti hampir semua lagu dan sinetron di negara ini mengarah pada kisah dua sejoli. Lebih jau lagi, lirik dari lagu-lagu itu begitu sempit dan mengikuti trending sesaat. Alhasil, trendnya pun hanya sesaat. Setelah populer, lagu-lagu itu akan tenggelam bersama zaman. Hal ini sesuai dengan rendahnya nilai moral yang terkandung dalam lagu itu. Ya ... itulah kenyataannya. Setelah trend, hilang entah kemana.
Contohnya. Norman kamaru yang tiba-tba naik daun langsung jatuh ke pucuk akar. Lagu alamat palsu, "sakitnya tu di sini, grup band seperti Raja, Drive, ST 12, dan masih banyak lagi lagu-lagu nasional dan lokal yang menjadi trending topik lalu tenggelam bersma zaman.
Selebihnya, lagu apa saja yang anda ketahui anda cari dan tambahkan sendiri.
Lagu-lagu itu, kita tahu saat ini telah tenggelam bersama zaman. Tenggelam karena cakupan yang sempit dan tidak mendidik.
Apa saja musik yang tetap menembus Zaman dan bermoral?
Dalam realitas kehidupan setiap orang memiliki kesukaan dan ketertarikan yang berbeda terhadap musik. Kesukaan tersebut timbul dari kesesuaian pribadi dengan gendre musik tertentu atau bisa juga karena kesesuaian lagu serta musik tersebut dengan pengalaman, perasaan, dan pandangan pribadinya.
Itulah musik, tak dapat kau sentuh, namun irama serta alunannya mampu membuatmu tenang, nyaman, dan melayang dalam anggan yang mungkin tak juga engkau ketahui dari mana dan mengapa rasa itu timbul untuk membawamu melayang dan tenang dalam alunan yang bergelora.
Bob marley dalam lagu-lagunya banyak bersuara tentang moral dan kemanusiaan. Bahkan, menurut saya Si raja reggae ini paham tentang makna mendalam dari musik itu sendiri. Hal ini anda bisa membandingkan kutipan kata Bob Marley dan Plato yang terdapat di atas. Secara esensial terdapat kesesuaian makna.
Bob menekankan bagian yang terindah dari sebuah musik itu bukan ketika kita rasa galau, bersedih, sakit dan sebagainya, tetapi saat kita merasa tidak adanya beban dalam hati dan juga tidak merasa sakit. Hal ini beda dengan lagu-lagu saat ini yang kita kenal. Saat ini, hampir semua lagu berpotensi membuat anda, galau, sakit hati, dan bersedih.
Satu hal yang baik dari musik, ketika itu menyentuh Anda, Anda tidak merasakan sakit. -Bob Marley-Anehnya lagi, generasi saat ini akan berkata definisi lagu yang baik itu harus membuat kita, sedih, sakit hati, dan galau. Pada hal lagu-lagu tersebut sedang menyiksa akal logis dan perasaan yang tenang. Sudah begitu, malah diputar dan didengar ulang-ulang. Bagi saya agak aneh
Selai itu, Plato mengajari bahwa dengan musik seorang anak akan mampu mencintai keindahan. Bob Marley juga mengajari hal yang sama.
Lebih jauh lagi, Bob mengajari makna mencintai yang sebenarnya. Si raja Reggae ini mengajari, cinta manusia sesempurna apapun selalu terdapat relativitas.
Ya...jika lagu-lagu saat ini mengajari anda bahwa cinta itu indah, tulus dan membuat anda tergila-gila. Bob Marley mengingatkan kita untuk memahami tentang apa itu cinta manusia dan seberapa dalam cinta tersebut.
Dalam artian, jika anda mendengar lirik lagu yang mengatakan " Aku mencintaimu sepenuh hati" cuma kau yang di hati" tak akan kulepaskan dirimu" takan tergantikan"Aku mencintaimu sampai mati" hanya kau yang terindah" cintaku hanya untukmu, maka sebaiknya anda harus berpikir telebih dulu.
Pertanyaannya apakah benar begitu adanya? Tidak, dalam kondisi real suatu hubungan tidak akan pernahlepas dari yang bernama masalah.
Ada saatnya anda akan membenci orang yang anda cintai, ada saatnya anda akan tertarik sama orang lain, ada saatnya anda memukuli dan menampar orang yang anda cintai dan yang paling ekstrim, ada saatnya anda akan mengakhiri hubungan itu.
Lalu, mana kata-kata indah dalam lagu yang membuat anda tergila-gila, galau berat dan hari-hari anda dengarkan? Disinilah kerelativan cinta manusia yang dimaksud Bob Marley.
"Ingat eee, jangan terlalu gila dengan lagu dan terpesona dengan lirik dan nayanyian yang melumpuhkan perasaan kalian"terlebih lagi untuk para cewek pucuk yang menggunakan perasaan. Bahaya hehehe.
Perlu untuk anda ketahui, pandangan Bob ini bukan untuk mengajari kita supaya tidak mencintai dan menganggap rendah cinta manusia, tetapi lebih pada memahami terlebih dulu sebelum mencintai. Jika kita memilih berarti kita sudah harus tahu dalam hubungan percintaan itu tidak selalu bahagia dan dengan kita memilih pulah kita turut mencintai baik dan buruknya seseorang.
Hal ini tercermin dalam ungkapannya berikut:
Cintai hidupmu terlebih dulu supaya anda tinggal menjalani hidup yang telah ada cintai" -Bob Marley-
Bob bernyanyi untuk kebenaran, kebebasan, dan cinta yang universal tanpa bertanya dari mana anda dan siapa anda. Keuniversalan itulah, yang membuat Ia akan hidup dan selalu bernyanyi. Selama masih ada kekerasan, selama kebenaran sejarah suatu bangsa dibungkam, ketidak adilan, dan selama perempuan diperlakuakn tidak adil. Selama itu pula, Bob akan selalu bernyanyi.
"Kalau ko tahu ko pu sejarah, ko akan tahu dari mana ko berasal" Bob Marley-
Bob melalui karya musiknya bukan hanya mengajari kita bagaimana memaknai cinta dan mencintai keindahan dan kedamian, tetapi juga tentang apa itu cinta dan seberapa besar cinta manusia. Selain itu, tentang pentingnya mengetahui sejarah bangsamu sendiri.
Sampai di sini, menurut saya. Bob Marley bersasil menyempurnakan Filsafatnya Plato khususnya dalam musik.
Bagaimana dengan Arnold C Ap?
Kita harus mengakui Arnold C Ap merupakan salah satu budayawan, seniman, sekaligus antropolog orang Papua perta yang memahami kekuatan besar yang terdapat dalam sebuah musik. Saya yakin Ap paham akan perkataan Filsuf Plato ratusan tahun sebelumnya.
"Musik mampu membuat suatu negara memiliki kekuatan yang besar serta kejayaan, sebaliknya musik juga mampu mendorong kejahatan dan meruntuhkan pemerintahan"
Sumber: Majalahbeko.com |
Budayawan ini, berkreasi dan terus bersuara untuk masyarakatnya di Papua. Ia terus bernyanyi mengunakan hampir semua bahasa daerah di Papua. Ap bernyanyi dan bersuara tentang cinta yang universal. Ia melawan ketidak adilan, kekerasan pembungkaman budaya dan sejarah. Ia paham apa kata Bob Marley. Sejarah dan budaya harus di pahami, dikembangkan, dilestarikan dan disampaikan kepada bangsanya.
Namun sayang, kini hanya tinggal gading yang tak retak. Ternyata benar, apa kata Plato. Nyawa budayawan Papua ini harus berakhir ditangan kopassus. Tima panas harus mengantarkannya kembali ke sang
pencipta-Nya.
Pertanyaannya, apakah Arnold Ap benar tiada? Tidak. Dia akan terus bernyanyi dan hidup di hati rakyat Papua. Selama rakyat Papua masih menangis dan kebenaran sejarah dan budaya mereka diinjak dan dibungkam. Selama itu pula, budayawan ini akan terus menghibur hati rakyatnya.
Mereka berdua ini bukan sekedar pemusik yang mencari ketenaran. Mereka adalah pemusik yang lebih dari pemusik biasa. Mereka paham akan cinta yang universal. Cinta yang tidak terbatas dan cinta yang berani menolak segala ketidak adilan. Mereka paham, melalui musik cinta tidak dapat di persempitkan sebagaimana musik-musik saat ini.
Dahulu saya bernyanyi, kini dan selamanya hanya untuk hidup dan pembebasan rakyat West Papua." - Arnold C Ap-
Detik boleh bergati menit, menit boleh bergati jam, jam boleh berganti hari. Hari boleh berganti minggu,minggu boleh berganti bulan, bulan boleh berganti tahun. Tahun boleh berganti abad, abad boleh berganti abad, tetapi selama cinta universal itu dipersempitkan dan selema ketidak adilan dan pembungkaman itu ada. Bob akan selalu bernnyanyi secara universal. Arnold Ap akan bernyanyi untuk terus menghibur duka dan tangisan rakyat Papua.
Dengan begitu pula, Dihaimoma pun turut berharap. Semoga impian dan harapan dari mereka terwujud dalam kehidupan ini. Meski tak tahu dimana hulunya. Mereka akan tersus hidup. Mereka akan terus bernyanyi menembus tiap zaman yang akan tenar. Mereka akan menang atas waktu yang tamak. Sampai nanti, pemilik sumber cinta universal itu datang memberi cinta dan kedamaian yang mereka harapkan untuk dimiliki umat manusia.
Semoga artikel ini bermanfaat Gan. - Jah Bless You-
Selanjutnya tinggal tanggapan anda. Bagaimana pendapat Anda?
Keren Tulisannya. Penyanyi bisa mati, nyayiannya takkan perna mati.
ReplyDeleteKeep The Music On bro.. Like this writing..God Bless..
ReplyDeleteArtikel mendidik, mencerahkan, membangun. Terus berkarya
ReplyDelete