-->

5 Alasan Mengapa Menulis Merupakan Senjata yang Ditakuti Penguasa?

Post a Comment
Dihaimoma Menulis
Secara teori jika ditinjau dari segi kebahasaan. Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar berbahasa dari ketiga keterampilan dasar lainnya, yakni membaca, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan dasar berbahasa ini saling mengikat dan saling melengkapi.

Dari segi nilai guna menulis merupakan salah satu senjata yang ditakuti dalam sejarah peradaban manusia. Dalam hal menulis, jika kita kaitkan dengan rata-rata kehidupan setiap suku di Papua, maka kita tahu bahwa orang Papua sejak dulu tidak mengenal budaya menulis. Selain bahasa tulis, berupa simbol. Pernyataan ini berpijak dari tidak pernah ditemukan catatan-catatan kuno berupa tulisan sebagaimana pada kebudayaan lainnya. Seperti peradaban China, Yunani,  Arab dan lainya. Kita di Papua hanya mengenal tradisi lisan.

Salah satu konsekuensi dari kita tidak mengenal budaya menulis adalah kita mempelajari pengetahuan dan kebudayaan yang datang dari dua peradaban besar, yaitu segala hal yang datang dari Barat dan dari Timur. Yah.. hal itu karena, keotentikan dari pengetahuan itu dapat dipertangungjawabkan. Sehingga hari ini, kita dapat mempelajari pengetahuan yang dibangun atas pondasi pemikiran para pendahulu mereka.

Coba anda bayangkan seandainya, jika tulisan-tulisan Thales, Socrates, Plato, Aristoteles, atau   Al-Kindi, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Lao Tzu dan lain-lain hanya disampaikan secara lisan. Buku-bukunya tidak di lestarikan. Atau ajaran-ajaran mereka tidak dibukukan oleh murid-muridnya. Seperti Plato membukukan ajaran Socrates.  Perkatan Tuhan Yesus di tulis oleh, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes yang saat ini kita kenal dengan Injil . Apa jadinya nasib peradaban kita saat ini?Kalau tidak di tuliskan dan di lestarikan. Saya yakin, saat ini tidak mungkin Anda dan saya duduk dibangku kuliah, hanya untuk mempelajari segala pengetahuan yang dibangun atas pemikiran mereka.
Sampai di sini, dapat kita pahami betapa pentingnya menulis. Kita tidak bisa mempersalahkan orang tua kita karena tidak mengenal budaya menulis, masih ada jalan. Anda dan saya bisa menuliskan banyak hal tentang Papua menggunakan bahasa Iggris, Indonesia, bahasa daerah, dan apapun bahasanya sebagai bekal anak cucu kita kedepan.
Di Papua kondisi seperti ini terkadang membuat generasi mudah memandang menulis merupakan hal tidak berguna. Dalam artian, menulis hanya merupakan susunan aksara yang tidak lebih bermanfaat dari segudang harta. Atau hanya sekedar kata-kata lisan yang tertuang dalam aksara untuk dibaca. Padahal dari segi nilai guna, sebuah karya tulis tidak hanya mampu membentuk mindset pembaca tetapi juga senjata yang paling ditakuti penguasa.

Berangkat dari pembahasan di atas ini. Dihai akan berbagi 5 poin manfaat menulis di dunia maya untuk memperkenalkan tanah Papua dan mengekspos segala ketidak adilan yang dialami orang Papua melalui artikel.

Pertama- Perkembangan teknologi informasi membuat peradaban manusia dewasa ini hidup di erah  digital alias serba instan. Penyebaran  informasi di dunia maya lebih cepat di bandingkan informasi di dunia nyata.

Jika kita mengacu pada informasi-informasi  trending saat ini, misalnya pemilihan presiden di Amerika yang berakhir dengan kemenangan Donald Trump tidak terlepas dari propaganda berita Hoax yang berujung pada penangkapan beberapa orang. Selain itu, pengusiran 35 diplomat Rusia dari Amerika atas dugaan mereka melakukan serangan Cyber untuk memenangkan  Donald Trump.

Selain itu di Indonesia misalnya, kasus Ahok dan beberapa kasus lainya yang memicu memuncaknya berita-berita Hoax sehingga meracuni mindset masyarakat dan terjadi komplesitas dalam penyelesaiannya. Proses itu membuat pemerintah Indonesia berkukan UU IT,  pengawasan, informasi serta memblokir belasan situs di internet.

Semua itu merupakan dampak dari propagada tulisan-tulisan dan aktivitas di dunia Maya yang ditakuti penguasa dalam menjaga stabilitas keamanan di dunia nyata. Informasi di dunia maya sangat cepat berdampak di dunia nyata.

Poin ini menjadi modal bagi generasi muda Papua untuk menulis dan mengekspos segala ketidak adilan di papua secara faktual, objektif, dan independen melalui tulisan di dunia maya. Apapun resikonya, karena resiko merupakan bagian dari perjuangan itu sendiri.

dihaimoma menulis untuk memperkenalkan tanah Papua

Kedua- Keterlibatan manusia di dunia Maya terus meningkat. Aktivitas manusia di dunia maya dan dunianyata hampir sebanding.

Percaya atau tidak, dengan adanya koneksi yang bernama internet membuat keterbukaan informasi yang sulit di bendung. Setengah dari penduduk  dunia telah menggunakan internet, begitu pun di Indonesia. Pada tahun 2014 lalu, Indonesia  menempati nomor keenam terbesar pengguna internet dunia. Poin ini jika kita memanfaatkan dengan baik untuk mengekspos segala ketidak adian di Papua maka akan menjadi jendela terbaik dan tercepat untuk masalah-masalah tersebut diketahui dunia luar.

Bayangkan, satu artikel yang anda tulis atau anda bagikan dapat tersampai kepada jutaan orang hanya dalam durasi sejam atau dua jam dan bahkan artikel itu dapat di baca sampai kapanpun selama anda tidak menghapus atau tidak dihapus oleh para pemangku kepentingang.  Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi dunia nyata yang membutuhkan proses.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016. Penguna Internet di Indonesia mencapai 132 juta dari total penduduk Indonesia 256,2 Juta orang (Kompas online edisi, 24/10 2016). Lebih lanjut  mengacu pada  laporan United Nation (PBB) penduduk bumi pada Oktober 2011 lalu mencapai 7 miliar.  Pada tahun 2018,  diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di bumi bakal mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan.(kompas online, 24/112014)
Ayoh.. kawan mari kita menulis dan mengekspon semua ketimpangan di Papua melalui artikel, tanpa kata bosan.  Yang terpenting, kita kemas informasinya semenarik mungkin untuk dibaca para penguna internet dan  apa yang kita tulis harus objektif, faktual, dan informatif untuk memberitahukan apa yang selama ini disembunyikan.
Dengan melihat perkembangan seperti ini, seharusnya anak muda Papua pandai melihat peluang dan memanfaatkan segala macam cara untuk membongkar semua konpirasi yang terjadi di Papua. Terlebih dengan menulis. Dalam mencapai perjuangan tidak selalu dengan cara yang monoton. Seperti ada pepatah yang mengatakan banyak jalan menuju Roma. Jika ada banyak jalan yang di takuti penguasa, maka tulisan anda merupakan salah satunya.

Dihaimoma menulis

Ketiga-Menulis ditakuti penguasa bukan  saja karena kedudukan penguasa terancam  atau anda membongkar konspirasi yang dimainkan demi kepentingan kaum penguasa. Tulisan dapat memperpanjangan umur anda.

 Menulis merupkan proses dimana kita meninggalkan jejak dalam kehidupan. Tulisan sebagai simbol bahwa setidaknya kita penah hidup dan menulis untuk tanah Papua yang terus menangis. Para orang-orang hebat di dunia dan karya-karyanya dapat di kenang karena mereka menulis. Atau ada yang menuliskan kisah mereka. Ya, Ananta Toer perna berkata,  orang yang pandai sekakalipun jika ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah.
"Jika umurmu tak sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan tulisan"

                   -Pramoedya Ananta Toer
Menulis dapat memperpanjang jejak keberadaan kita di bumi. Artikel yang ada tulis mungkin saja  akan menjadi ancaman bagi penguasa dan anda disalahkan. Sebab itulah konsekuesinya. Menulis demi kebenaran adalah kewajiban, karena kebenaran terkadang menjadi hal buruk bagi penguasa.
"Aku menulis aku penulis terus menulis sekalipun teror mengepung"

         -Cuplikan Puisi Di Kamar  Widji Thukul-  
Baca juga :Tips Menulis - Anda Dan Saya Bisa Menulis

Keempat- Selama kita menulis demi kebaikan, kebenaran, dan demi kepentingan orang banyak yang tertindas. Kita adalah penyambung lidah dari Sang Khalik itu sendiri. Bob Marley pernah berkata jika engkau hidup untuk orang banyak. Engkau akan hidup, meskipun sudah meninggal.

Dari sudut pandang teman-teman agama Nasrani.  Jika kita kaitkan pentingnya menulis  dengan pesan dalam Injil maka  rasul Yohanes menulis pembuka kitabnya dengan kalimat "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" . Secara esensensial kutipan di atas mengacu pada Tuhan Yesus. Sedangkan  secara literal kutipan di atas menujukan betapa kata-kata (firman) itu merupakan Tuhan itu sendiri. Itulah sebabnya ada ungkapan seperti "kata-kata anda menjukan siapa anda sebenarnya..

Secara literal dapat kita simpulkan bahwa, kata-kata merupakan Allah itu sendiri. Jika anda menulis atas kebenaran maka anda sedang menulis kata-kata Allah itu sendiri. Jadi tidak salah jika orang tua kita di Papua sering berkata, kami merupakan penyambung suara Allah. Selama kata-kata itu didasarkan atas kebenaran, kebaikan, dan keselamatan umat Tuhan di Papua.

"Kalau kamu bukan anak Raja dan bukan anak ulama besar maka jadilah penulis"

                                          -Iman Al-Ghazali-

Kelima- Secara formal dari segi keawetan dan ketahanannya menulis buku merupakan jalan terbaik. Sedangkan dari segi kecepatan, ketepatan, dan  nilai pratis propagandanya menulis di dunia maya merupakan jalan terbainya.

Ketika  kita menengok kembali keperadaban manusia.Tidak sedikit buku yang dilarang beredar oleh penguasa. Ketika kita berkaca pada situasi kekinian, maka tidak sedikit artikel dan situs yang di blokir. Mengapa begitu? Hal ini mengacu pada poin-poin di atas.Tulisan anda  bukan hanya merupakan senjata yang mampu menumbangkan lawan, tetapi lebih dari itu. Tulisan anda mampu menyadarkan lawan menjadi teman.

Saat ini Papua yang membutuhkan propaganda yang cepat dan akurat dalam penyadaran masyarakat non Papua. Kita sangat membutuhkan anak mudah Papua yang menulis di dunia maya, terlebih di Web, Blog, atau Woldpress. Secara sederhana, propaganda yang dimaksud harus menyediakan informsi secara objektif, faktual, dan informatif dengan tujuan pembaca dapat menyadari konteks Papua yang sebenarnya.

Kita dapat menyadarkan pembaca tentang  apa yang sebenarnya orang Papua alami dan rasakan selama berintegrasi dengan Indonesia. Artinya, propaganda itu harus mampu membuat orang non Papua melihat realitas dari sudut pandang kepapuaan. Bukan dari sudut pandang mereka atau penguasa yang berpengaru besar dalam pengendalian informasi.
Baca juga:Surat Untuk Rakyat Melayu- Mari Kita Mulai Belajar Melihat Setiap Persolan Papua Secara Objektif
Kita harus menyediakan konten dan informasi yang objektif kritis dan faktual. Informasi dan artikel yang mempu memunculkan pertanyaan-pertanyaan kritis dibenak orang non Papua agar mereka bertanya pada penguasa. Seperti mengapa Papua berjuang? Mengapa ada OPM? Bagaimana sejarah Perebutan Irian Barat?Bagaimana cara negara menyelesaikan masala-masalah di Papua dan di Jawa? Sejak berintegrasi dengan Indonesia berapa orang Papua yang telah diantar paksa oleh alat negara?

Lebih jauh lagi, dengan artikel yang kita tulis. Mereka bukan hanya bertanya, tetapi mampu membedah informasi itu dari dua sudut pandang. Dari sudut pandang penguasa juga dari sudut pandang orang Papua. Hanya dengan begitu, mereka dapat menarik pokok masalahnya. Dan hanya   dengan artikel seperti itupula, orang non Papua yang kritis dan objektif dalam melihat persoalan Papua akan terbangun. Dari proses ini misalnya, belum lama ini  Front Rakyat Indonesia untuk West Papua mendeklarasikan dukungan mereka terhadap Papua. Mereka ini merupakan orang-orang yang benar-benar paham inti persolannya di Papua. Artinya, tulisan yang mereka baca tentang tanah Papua dan semua persoalan yang mereka lihat dalam realitas mampu menyadarkan mereka untuk membuka topeng penguasa.
Terkadang Informasi yang anda salurkan melalui tulisan mampu membuat musuh menjadi kawan untuk melawan penguasa. Hal inilah yang membuat penguasa takut pada sebuah tulisan. 
Itulah kelima poin kehebatan sebuah tartikel yang anda tulisan dan bagikan di dunia maya. Mari kita mulai menulis. Apapun hasilnya, yakinlah bawah  ko dan sa hanya pemulah yang baru memulai untuk sebuah hasil yang kita impikan. Dia akhir tulisan ini, saya kembali mengutif sebuah kata bijak dari  St. Mother Teresa bahwa" Tidak semua orang ditakdirkan untuk berbuat hal-hal yang besar, tetapi semua orang bisa berbuat hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Kalau ada kesalahan ataupun  perlu penambahan pada artikel ini. Mohon tinggalkan kritik dan saran anda terhadap isi artikel ini. Selamat Menulis Kawan.

Related Posts

Comments

Subscribe Our Newsletter