Puncak Jayawijaya (Cartenz)-Papua merupakan surga bagi kekayaan alam. Bumi cenderawasih ini menyimpan segudang kekayaan alam yang membuat setiap mata terpesona. Mulai dari kekayan bahari, flora-fauna, tradisi-budaya, gunung-gunung sampai dengan berbagai hasil alam seperti emas-tembanga, minyak bumi dan uranium yang tentunya masih tersimpan rapi di ini.
Secara seografis Papua merupakan surga bagi pegunungan yang menjulang tinggi. Pegunungan itu membujur dari barat ke timur dijajaran pegunungan tengah. Bagian barat, terdapat pegunungan Sudirman dan bagian timur pegunungan Jayawijaya. Sedangankan dipegunungan bagian pesisir Utara yang memanjang ke arah Teluk Cenderawasih adalah Pegunungan Yapen yang terjal.
Dari gunung-gunung itu, nampaknya puncak Jayawijaya yang terletak kabupaten Puncak Jaya itu, sejak dulu telah mendunia. Benar bahwa gunung ini sudah dikenal khalayak luas dan diincar para pendaki Internasional hingga Nasional. Tapi, terkenal bukan berarti dikenal.
Sebenarnya, terdapat banyak hal yang belum diketahui publik seputar gunung berselimut salju abadi ini. Berikut 8 Fakta Puncak Jayawijaya (Cartenz) di Papua yang Jarang diketahui Orang!
1. Sejarah Gunung Jayawijaya yang Unik.
Sebelum kontak dengan orang Eropa puncaknya ini dikenal dengan nama "Nemangkawi di Amungkal" dalam bahasa Suku Amungme yang berarti panah putih. Ada pulah yang menyebut Ndugu-Ndugu. Gunung bertabur salju ini pertama kali ditemukan oleh Jan Carstens zoon ketika ia melihat sebuah bongkahan es besar disebuah puncak pada tahun 1623. Dari situlah ia menamai gunung itu "Carstensz". Pada awalnya, orang pada tidak percaya penemuannya karena tidak mungkin ada salju di bawah lintasan garis katulistiwa.
Setelah hampir 3 abad kemudia pada tahun 1899 Belanda menemukan gunung ini dalam ekspredisinya. Kemudian, untuk menghormati sang penemunya maka gunung ini diberi nama puncak Carstensz.
Di kawasan Puncak Jaya ini terdapat 5 puncak lain yang lebih rendah dari punjak Jayawijaya. Pucak-puncak itu adalah Puncak Meren, Puncak Northwall, Puncak Sudirman, Puncak Ngapulu, dan Puncak Trikora. Dari kelima puncak ini, hanya empat puncak yang bersalju.
Puncak-puncak tinggi lainnya di Papua tersebar disekitar jajaran pegunungan tengah. Dari semua puncak itu gunung Jaya kusuma atau gunung Jaya (4.884 m), yang semula dikenal sebagai gunung Carstensz ini mendominasi ujung barat. Didekatnya menjulang Ngga Pilimsit atau gunung Idenburg (4.717 m). Di bagian tengah dan timur cordillera berdiri gunung Trikora (semula G. Wilhelmina; 4.730 m) dan gunung Mandala (4.640 m). Gletser kecil, yang cepat mencair, menutupi gunung Jaya dan gunung Pilimsit.
Pada tahun 1962 Heinrich Harrer memberi nama puncak Ngapulu dengan NW Ngapalu pada peta yang digambarnya. Setelah Papua direbut Indonesia, melalui KTT NW pada tahun 1973 nama ini diubah menjadi Sumantri. Perubahan itu untuk menghormati serorang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral masa itu.
Baca juga:
Puncak ini memiliki beragam nama dan meskipun sudah sangat terkenal dan dikenal. Banyak orang yang tidak mengetahui nama-nama tersebut. Ketika Papua Barat dikuasai oleh Indonesia pada tahun 1963. Puncak ini pernah disebut dengan beberapa nama seperti Puncak Soekarno, Gunung Jaya Kusuma, Gunung Jaya, Puncak Jaya, atau Puncak Jayawijaya
Kata puncak berarti gunung atau puncak. Kata Jaya berarti kemenangan, menang atau mulia. Jadi, nama Puncak Jaya ini juga merupakan simbol kemenangan Indonesia atas Belanda merebut Papua. Tetapi, nama Carstensz Pyramid sangat populer dan digunakan oleh kalangan pendaki luar dan dalam negeri.
Setelah hampir 3 abad kemudia pada tahun 1899 Belanda menemukan gunung ini dalam ekspredisinya. Kemudian, untuk menghormati sang penemunya maka gunung ini diberi nama puncak Carstensz.
Jajaran Pegunungan Sudirman[Image:Source] |
Puncak-puncak tinggi lainnya di Papua tersebar disekitar jajaran pegunungan tengah. Dari semua puncak itu gunung Jaya kusuma atau gunung Jaya (4.884 m), yang semula dikenal sebagai gunung Carstensz ini mendominasi ujung barat. Didekatnya menjulang Ngga Pilimsit atau gunung Idenburg (4.717 m). Di bagian tengah dan timur cordillera berdiri gunung Trikora (semula G. Wilhelmina; 4.730 m) dan gunung Mandala (4.640 m). Gletser kecil, yang cepat mencair, menutupi gunung Jaya dan gunung Pilimsit.
Pada tahun 1962 Heinrich Harrer memberi nama puncak Ngapulu dengan NW Ngapalu pada peta yang digambarnya. Setelah Papua direbut Indonesia, melalui KTT NW pada tahun 1973 nama ini diubah menjadi Sumantri. Perubahan itu untuk menghormati serorang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral masa itu.
Baca juga:
Puncak ini memiliki beragam nama dan meskipun sudah sangat terkenal dan dikenal. Banyak orang yang tidak mengetahui nama-nama tersebut. Ketika Papua Barat dikuasai oleh Indonesia pada tahun 1963. Puncak ini pernah disebut dengan beberapa nama seperti Puncak Soekarno, Gunung Jaya Kusuma, Gunung Jaya, Puncak Jaya, atau Puncak Jayawijaya
Dari nama-nama di atas ini, nama Jayawijaya saat ini sudah digunakan sebagai nama salah satu kabupaten di provinsi Papua, yakini kabupaten Jayawijaya dengan ibu kota Wamena yang terletak di lembah Baliem. Begitu juga dengan nama Puncak Jaya, saat ini sudah menjadi nama sebuah kabupaten dengan Ibu kota kabupaten, distrik Kota mulia. Nama ini pun diambil dari nama lain punjak Jayawijaya.
Kata puncak berarti gunung atau puncak. Kata Jaya berarti kemenangan, menang atau mulia. Jadi, nama Puncak Jaya ini juga merupakan simbol kemenangan Indonesia atas Belanda merebut Papua. Tetapi, nama Carstensz Pyramid sangat populer dan digunakan oleh kalangan pendaki luar dan dalam negeri.
Itulah sejarah serta sederet nama yang digunakan orang untuk menyebut Puncak Jaya alias Puncak Jayawijaya yang dapat saya bagikan. Apakah ada nama yang baru sobat ketahui?
2. Puncak tertinggi di Indonesia, Australia, dan Oceania
Puncak Jayawijaya saat ini menjadi gunung tertinggi di tiga kawasan, Indonesia, Oceania dan benua Australia. Puncak yang menjadi salah satu dari tujuh gunung tertinggi di Dunia (World Seven Summits) ini menjadi idaman para pendaki gunung di dunia. Itulah sebabnya, sampai saat ini hampir 70% lebih pendaki berasal dari manca negara.
3. Ketinggian dan salju gletser terus menurun
Salah satu gunung tertinggi di dunia ini terus mengalami perubahan dan penurunan. Salju di Puncak Jayawijaya terus berkurang sehinnga berpengaru pula pada ketinggian. Pada tahun 2009 NASA mengambil foto Puncak Jaya dengan satelit di ketinggian 4.884 meter dan foto satelit NASA itu membandingkan kondisi gletser di tahun 1989 dan 2009. Tahun 1989, ada lima gletser di Puncak Jaya. Namun, pada tahun 2009 atau setelah 20 tahun, dua dari lima gletser itu hilang sama sekali. Sedangkan sisa tiga gletser[1] lainnya berkurang secara drastis.
Selanjutnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum lama ini khawatir kalau pada tahun 2020 ice sheet (puncak es) di puncak Jayawijaya akan meleleh. Hal itu karena pada tahun 2016 bulan Mei es setebal 4,26 m mengalami penurunan. Sedangkan bulan November pada tahun yang sama ice sheet puncak Jayawijaya kembali mengalami penurunan 1,43 meter. Jadi, ketebalan ice sheet di puncak Jayawijaya pada tahun 2016 tersisa 20,54 meter. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan yang sangat drastis.
Lalu bagaina dengan saat ini? Entalah. Tapi yang pasti semua perubahan itu disebabkan oleh perubahan yang dipicu oleh pemanasan global dan tidak lain pada dasarnya akibat dari ulah manusia itu sendiri.
Lalu bagaina dengan saat ini? Entalah. Tapi yang pasti semua perubahan itu disebabkan oleh perubahan yang dipicu oleh pemanasan global dan tidak lain pada dasarnya akibat dari ulah manusia itu sendiri.
4. Mengapa gunung Jayawijaya bersalju?
Jajaran pegunungan tengah ini terbentuk dari batuan yang berasan dari dasar laut fasifik. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh seorang ahli geologi bernama Fransiskus Benediktus Widodo mengatkan bahwa pembentukan Pulau Papua dan puncaknya Jayawijaya terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pulau ini terbentuk dari bebatuan sedimen yang terangkat akibat tumbukan lempeng Pasifik dan Australia di dasar laut sehingga mengakibatkan dasar laut tersebut terangkat dan membentuk Pulau Papua dan jajaran pegunungan tengah di Papua, salah satunya Puncak Jayawiajaya.
Proses itu diperkuat dengan ditemukannya fosil hewan-hewan laut yang tertinggal dibebatuan Pegunungan Jayawijaya. Jadi, jajaran pegunungan tengah itu terbentuk akibat tekanan lempeng Australia dengan lempeng Pasifik, yang terangkat secara besar-besaran selama beberapa juta tahun terakhir. Puncak Pegunungan Sudirman dan Pegunungan Jayawijaya merupakan endapan Samudra. Jajaran pegunungan ini hampir semuanya mencapai lebih dari 3.000 m dengan suhu kadang mencapai kurang 0° Celsius.
Apasih salju itu?
Salju adalah butiran air membeku yang jatuh dari awan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara dan jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih,dan seperti kristal lembut. Pada suhu di atas 0° Celsius salju akan cepat mencair dan hilang.
Bagamana terjadinya salju?
Jadi awalnya, uap air berkumpul di atmosfi. Naa.. kumpulan itu mendingin sampai pada titik kondensasi dan mengakibatkan terbentunya gumpalan awan. Gumpalan uap air ini mengapung di udara karena massanya jauh lebih ringan dari pada udara di bawahnya. Kemudia gumpalan uap air ini terus bertambah dan massanya semakin berat. Akibatnya, udara di bawahnya tadi, tidak bisa menahannya lagi. Gumpalan-gumpalan itu pun jatuh ke bumi. Jika tempratur udara yang manahannya dibawah suhu 0° Celsius, gumpalan tadi akan membeku dan jatuh berupa kristal-kristal es (salju).
Tapi, temperatur renda saja tidak menjamin terbentuknya butiran salju.Mengapa?Karena kalau terlalu dingin uap air yang ada di atmosfer pun berkurang karena tidak banyak air yang menguap. Jadi, tetap pada bentuk cairnya. Akibatnya, justru tidak ada salju yang turun.
Ada hal lain yang cukup berpengaru dalam proses terjadinya salju ini. Saat partikel-partikel murni dari air tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut tercemar oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-parttikel yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, maka uap air murni tadi dengan cepat menjadi kristal-kristal es. Naaah... partikel pencemar yang terlibat dalam prose ini, biasanya disebut nukleator. Partikel inilah yang bekerja mempercepat fase pembentukan salju. Nukleator juga akan bekerja sebagai perekat antar uap air
Jadi, partikel air yang tidak murni lagi itu ketika bergabung dengan partikel air lain akan membentuk kristal yang lebih besar. Dalam prosesnya, jika temperatur udara dibawah 0° Celsius maka kristal-kristal es itu akan jatuh ke tanah menjadi salju. Tapi, kalau temperatur udaranya lebih dari itu, makah pasti aka melelehkan kristal air itu dan es tersebut akan sampai ke bumi dalam bentuk air hujan biasa.
Bagaiamana dengan salju di puncak Gunung?
Mengapa saljut di puncak gunung tidak mencair? Padahal semakin tinggi gunung, samakin dekat dengan matahari. Itu karena suhu di puncak gunung biasanya rendah. Semakin tinggi sebuah puncak gunung, tekanan udaranya akan semakin menurun dan udara akan terus menipis.
Dengan demikian itulah sebabnya jajaran pengunungan tengah ini sangat tinggi dari tempat lainnya di Papua dan hal inilah yang menyebabkan puncak Jayawijayawa bersalju hingga saat ini.
Cartenz Pyramid West Papu[Image:Source] |
Apasih salju itu?
Salju adalah butiran air membeku yang jatuh dari awan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara dan jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk, putih,dan seperti kristal lembut. Pada suhu di atas 0° Celsius salju akan cepat mencair dan hilang.
Bagamana terjadinya salju?
Jadi awalnya, uap air berkumpul di atmosfi. Naa.. kumpulan itu mendingin sampai pada titik kondensasi dan mengakibatkan terbentunya gumpalan awan. Gumpalan uap air ini mengapung di udara karena massanya jauh lebih ringan dari pada udara di bawahnya. Kemudia gumpalan uap air ini terus bertambah dan massanya semakin berat. Akibatnya, udara di bawahnya tadi, tidak bisa menahannya lagi. Gumpalan-gumpalan itu pun jatuh ke bumi. Jika tempratur udara yang manahannya dibawah suhu 0° Celsius, gumpalan tadi akan membeku dan jatuh berupa kristal-kristal es (salju).
Tapi, temperatur renda saja tidak menjamin terbentuknya butiran salju.Mengapa?Karena kalau terlalu dingin uap air yang ada di atmosfer pun berkurang karena tidak banyak air yang menguap. Jadi, tetap pada bentuk cairnya. Akibatnya, justru tidak ada salju yang turun.
Ada hal lain yang cukup berpengaru dalam proses terjadinya salju ini. Saat partikel-partikel murni dari air tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut tercemar oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-parttikel yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, maka uap air murni tadi dengan cepat menjadi kristal-kristal es. Naaah... partikel pencemar yang terlibat dalam prose ini, biasanya disebut nukleator. Partikel inilah yang bekerja mempercepat fase pembentukan salju. Nukleator juga akan bekerja sebagai perekat antar uap air
Jadi, partikel air yang tidak murni lagi itu ketika bergabung dengan partikel air lain akan membentuk kristal yang lebih besar. Dalam prosesnya, jika temperatur udara dibawah 0° Celsius maka kristal-kristal es itu akan jatuh ke tanah menjadi salju. Tapi, kalau temperatur udaranya lebih dari itu, makah pasti aka melelehkan kristal air itu dan es tersebut akan sampai ke bumi dalam bentuk air hujan biasa.
Bagaiamana dengan salju di puncak Gunung?
Mengapa saljut di puncak gunung tidak mencair? Padahal semakin tinggi gunung, samakin dekat dengan matahari. Itu karena suhu di puncak gunung biasanya rendah. Semakin tinggi sebuah puncak gunung, tekanan udaranya akan semakin menurun dan udara akan terus menipis.
Salju di puncak gunung tinggi tidak mencair karena suhunya berada di bawah 0°Celsius. Kalau di Puncak Jayawiajaya salju yang tinggi dan garis batas salju terjadi pada suhu rata-rata tahunan sekitar 1 0°Celsius pada ketinggian 4.650 m dpl. Jadi puncak Jayawijaya bersalju karena semakin tinggi sebuah gunung, suhunya semakin berada di bahwa 0°Celsius. Artinya, pada saat butiran air yang membeku tadi jatuh ke permukaan puncak, suhu dipembukan pegunungan pun berda dibawah 0°Celsius jadi yang terjatuh adalah butiran es alias salju maka tibanya pun demikian. Beda kalau, suhunya di atas 0°Celsius, pasti akan mencair dan akan jadi air hujan.
Dengan demikian itulah sebabnya jajaran pengunungan tengah ini sangat tinggi dari tempat lainnya di Papua dan hal inilah yang menyebabkan puncak Jayawijayawa bersalju hingga saat ini.
5. Orang pertama mendaki Puncak Jayawijaya
Jagoan pencinta gunung pertama yang tercatat menaklukkan puncak Jawawijaya adalah tim ekspedisi yang mendaki gunung ini dibahwa Pimpinan Heinrich Harrer. Heinrich Harrer merupakan seorang yang bisa dikatakan multitalenta, pendaki gunung, olahragawan, dan juga sebagai seorang penulis dari Austria.
Ia selalu mengikuti ekspedisi-ekspedisi etonografis dan pendakian gunung di beberapa daerah serti di Alaska, Andes dan Ruwenzori. Heinrich Harrer juga tercatat sebagai pendaki pertama Gunung Deborah dan Gunung Hunter di Alaska pada tahun 1954.
Pada 1962 ia pemimpin sebuah kelompok berjumlah empat orang yang merupakan orang pertama yang berhasil menaklukan Puncak Jaya alias puncak Cartenz di Papua. Sebelumnya ada banyak para pendaki lain yang mencoba untuk menaklukan gunung ini melalui ekspredisi gabungan yang dilakukan oleh Belanda dan Australia namun belum pernah ada yang berhasil.
Setelah dua tahun kemudian Indonesia sebagai orang kedua yang mencapai puncak ini melalui ekspedisi yang dipimpin oleh Letnal Kolonel Azwar Hamid dari Direktorat Topografi Angkatan Darat dan berhasil mencapai Puncak Jaya ini pada tahun 1964.
Ia selalu mengikuti ekspedisi-ekspedisi etonografis dan pendakian gunung di beberapa daerah serti di Alaska, Andes dan Ruwenzori. Heinrich Harrer juga tercatat sebagai pendaki pertama Gunung Deborah dan Gunung Hunter di Alaska pada tahun 1954.
Heinrich Harrer Orang Pertama yang berhasil mendaki Puncak Jayawijaya [Image:Source] |
Setelah dua tahun kemudian Indonesia sebagai orang kedua yang mencapai puncak ini melalui ekspedisi yang dipimpin oleh Letnal Kolonel Azwar Hamid dari Direktorat Topografi Angkatan Darat dan berhasil mencapai Puncak Jaya ini pada tahun 1964.
Jadi sederhananya, Orang luar pertama yang berhasil menaklukan puncak berselimut salju abadi ini adalah Heinrich Harrer dari Austria. Sedangkan orang yang pertama dari Indonesia adalah Azwar Hamid dan tim ekspredisinya.
6. Gunung termahal di Dunia
Puncak Jayawijaya menjadi satu-satunya gunung bersalju di Indonesia. Gunung ini terbilang unik, karena meskipun letaknya di jalur katolistiwa tetapi menyimpan bongkahan salju yang besar. Perjalanan ke puncak ini sangat menantang. Saat ini Carstensz menjadi salah satu gunung termahal di dunia. Kalau sobat hendak berkujung maka sobat harus bersedia mengeluarkan duit dengan kisaran 1.800 dolar AS atau sekitar Rp25 juta. Ingat itu kalau sobat orang Indonesia. Tapi, kalau sobat turis manca negara bisa 4 kali lipat dari itu.
Apakah sobat tertarik?
7. Masuk kawasan taman nasional yang diakui UNESCO
Kawasan konservasi ini juga merupakan kawasan unit biogeografi yang dikatahui sangat luas. Pegunungan Jayawijaya yang disebut juga jajaran pegunungan Sudirman ini terdapat 4 gunung lainnya yang bersalju di puncaknya dan masuk dalam kawasan Taman Nasional Lorentz yang memiliki luas 2,4 juta Hektare. Taman nasional ini terletak di provinsi Papua dan menjadi taman nasional terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 1999 taman nasional ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Menurut kajian Heywood dan Davis (1995) tentang pusat keragaman tumbuhan di Papua, Gunung Lorentz, Mamberamo dan Pegunungan Jayawijaya tampaknya sangat penting bagi pakis dan likofit. Lokasi-lokasi ini memiliki kisaran habitat mulai dari permukaan laut sampai ketinggian lebih dari 4.600 m, sehingga mencakup seluruh habitat pakis dan likofita.
Diwilayah Jayawijaya dan beberapa daerah lainnya ditetapkan oleh Penetapan Prioritas Konservasi (PPK)sebagai kawasan penting untuk amfibi. Sejauh ini PPK juga memberikan berbagai rekomendasi tata guna lahan secara praktis dan berbasis ilmiah kepada para pembuat keputusan dan pemilik sumber daya alam. Selain itu dikawsan pegunungan Sudirman ini juga ditemukan sejumlah jenis endemik yang terbatas, yaitu Puyuh Jayawijaya (Anurophasis monorthonyx), Robin salju (Petroica archboldi) dan Bondol dada-hitam (Lonchura teerinki)
Diwilayah Jayawijaya dan beberapa daerah lainnya ditetapkan oleh Penetapan Prioritas Konservasi (PPK)sebagai kawasan penting untuk amfibi. Sejauh ini PPK juga memberikan berbagai rekomendasi tata guna lahan secara praktis dan berbasis ilmiah kepada para pembuat keputusan dan pemilik sumber daya alam. Selain itu dikawsan pegunungan Sudirman ini juga ditemukan sejumlah jenis endemik yang terbatas, yaitu Puyuh Jayawijaya (Anurophasis monorthonyx), Robin salju (Petroica archboldi) dan Bondol dada-hitam (Lonchura teerinki)
8. Jalur Pendakian Puncak Jayawijaya
Dari dua Desa itu, sobat akan melewati danau Larson dalam empat hari. Lalu dari situ menuju Danau Biru. Danau Kuning langsung menuju Puncak Carstenz dengan perjalanan sekitar 3-4 jam dan sobat akan masuk camp terakhir sebelum memasuki Puncak Carstenz selama satu hari perjalanan. Setelah sobat mencapai ketinggian 4.000 mdpl. Suhu mencapai di sini mencapai 0 derajat Celcius dan bahkan minus akan menyerang anda. Pada kondisi inilah, sobat membutuhkan segala perlengkapan yang sudah sobat siapkan.
Perjalanan ke Punjak Jayawijaya juga bisa melalui jasa operator sepert Rakata Adventure, Indonesia Trekking, atau Adventure Indonesia. Beberapa Operator tersebut akan selalu siap mengurus perjalanan anda ke Carstenz. Untuk sampai kesana, dari Jakarta sobat butuh waktu masksimal 3 minggu.
Persiapan:
Sebelum menempuh perjalanan sobat harus menyiapkan fisik. Biasanya, para pendaki menyiapkan diri selama 3 bulan sebelum berangkat ke puncak salju abadi ini. Bukan hanya fisik, sobat juga harus meminta surat ke Menpora dan cc-nya ke beberapa departemen, seperti Kementerian Kehutanan, Pariwisata, Kehutanan, atau Kepolisian dan jangan lupa menyiapkan berbagai keperluan yang anda butuhkan dalam mendaki gunung.
Tantangan lain yang siap menanti sobat adalah harus menyeberangi jurang setinggi 100 meter dengan cara menggantungkan diri dan merambat di udara melalui tali tersebut.Bagi anda yang profesional menggunakan teknik ini, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja. Tapi, kalau baru maka agak lebih lama dari itu. Setalah sobat lalui tahap ini, selamat ya! Sobat sudah berhasil sampai di atas Puncak Carstenz yang berselimut salju.
Jadi itulah 8 fakta seputar puncak Jayawijaya di Papua yang dapat saya bagikan dalam artikel ini. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan umum untuk anda dan saya. Terima kasih.
*Catatan Kaki
[2] Artikel ini dirangkum dari berbagai sumber dengan acuan utama buku Ekologi Papua edisi VI Conservation International Indonedia.2007.Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservation International.
Comments
Post a Comment