Setelah lama mencari ide untuk menulis. Akhirnya, Dihai menemukan satu ide yang tentunya sudah sangat familir diketahui orang. Ide itu adalah menulis seputar burung cenderawasih merah (Cendrawasih Merah) dari Papua.
Burung Cenderawasih merah atau yang dalam bahasa ilmiah bisa disebut Paradisaea rubra ini bukan hanya unik tetapi juga menarik. Selain karena bulunya yang indah dipandang, burung ini merupakan burung pengicau yang suka berpoligami.
Bagaimana ciri-cirinya?
Cenderawasih merah tidak terlalu besar seperti kerabatnya, Paradisaea apoda. Panjangnya hanya sekitar 33 cm dan termasuk dalam marga Paradisaea. Burung cenderawasih merah jantan dewasa berukuran sekitar 72 cm. Bulu-bulu yang menghiasi burung ini berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya. Bulu muka berwarna hijau gelap, parunya berwarna kuning dan dibagian ekornya terdapat dua buah tali (antena) panjang yang berbentuk pilin ganda berwarna kehitaman.
Sedangkan burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan dengan bagian muka berwarna coklat tua. Selain itu, burung betina tidak memiliki bulu-bulu hiasan seperi burung jantan.
Spesies burung surga ini bersifat poligami. Burung cenderawasih jantan memikat pasangannya dengan ritual tarian yang memamerkan bulu-bulu hiasannya. Setelah kopulasi, burung jantan meninggalkan betina dan mulai mencari pasangan yang lain. Burung betina menetaskan dan mengasuh anaknya sendiri hingga dewasa. Pakan untuk burung Cenderawasih Merah adalah buah-buahan dan aneka serangga. Bisa pisang, Pepaya matang dan lain-lain.
1. Cenderawasih merah khas Papua
Burung yang identik dengan burung surga ini merupakan salah satu endemik Indonesia. Burung ini hanya ditemukan pada hutan dataran rendah di Papua, tepatnya sekitar pulau Waigeo, Batanta, Gemien, dan Saonek sekitar kepulauan Raja Ampat, provinsi Papua Barat.
2. Burung endemik
Saat ini burung cenderawasih merah sangat sulit ditemukan baik dihabitat aslinya maupun pasarannya. Hal ini karena burung ini mulai habis diburu para pemburu ilegal dan dijual secara ilegal pula. Cenderawasih merah sudah dimasukkan dalam burung dengan beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix.
Di Indonesia burung ini dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
Berikut ini vieo burung cenderawasih merah yang saya ambil dari situs macaulaylibrary.org. Sobat bisa melihat bentuk dan mendengarkan nyanyiannya.
Dimana dapat saya temukan Cenderawasih Merah?
Jalan satu-satunya untuk melihat langsung burung surga ini, sobat harus ke Raja Ampat. Di sana sobat bisa menyaksikan burung ini menari di habitat aslinya.
Kalau sobat berkesempatan untuk mengunjungi Raja Ampat. Jangan lupa menyempatkan waktu untuk mampir sebentar ke Desa Sawingrai yang terletak di Distrik Meos Mansar. Desa yang dihuni oleh sekitar 36 kepala keluarga ini akan memanjakan sobat dengan pesona ritual tarian Cenderawasih Merah yang sangat indah dan menarik.
Setelah tiba di desa ini, sobat harus mendaki bukit dibelakang desa ini selama kurang lebih 30 menit. Pemandu akan mengantarkan sobat ke lokasi pertunjukkan, sebelum 30 menit atraksi tarian dimulai.
Kalau sobat berkesempatan untuk mengunjungi Raja Ampat. Jangan lupa menyempatkan waktu untuk mampir sebentar ke Desa Sawingrai yang terletak di Distrik Meos Mansar. Desa yang dihuni oleh sekitar 36 kepala keluarga ini akan memanjakan sobat dengan pesona ritual tarian Cenderawasih Merah yang sangat indah dan menarik.
Setelah tiba di desa ini, sobat harus mendaki bukit dibelakang desa ini selama kurang lebih 30 menit. Pemandu akan mengantarkan sobat ke lokasi pertunjukkan, sebelum 30 menit atraksi tarian dimulai.
Satu hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para petualang/pencinta burung adalah musim kawin. Pada musim inilah Cenderawasih Merah akan menarik betina dengan tariannya. Supaya tidak sia-sia, sebaiknya sobat datang ke desa ini pada bulan Desember dan Februari. Kedua bulan ini merupakan musim kawin dan bertelur bagi burung cenderawasih betina. Jadi, sobat akan menyaksikan langsung ritual tariannya sampai puas.
Di desa Sawinggrai sobat bukan hanya akan melihat Cenderawasih Merah tetapi juga tiga spesies burung Cenderawasih lainnya. Mulai dari Cenderawasih kecil (Paradisaea minor), cenderawasih besar (Paradisaea apoda) dan cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus). Tapi, Cenderawasih merah inilah yang merupakan burung khas di desa ini.
Kalau beli, berapa harganya ya?
Burung ini meskipun sudah termasuk burung langkah dan dilindung, masih saja diburuh dan dijual secara ilegal. Burung surga khas Papua ini dijual dalam dua kategori, burung hidup dan burung mati. Burung yang sudah diawetkan dijual dengan harga paling rendah Rp.3.500.000 di tokoh online seperti bukalapak dan paling tinggi bisa menyentuh Rp.5.000.0000. Burung yang masih hidup dijual dengan harga berkisar antara Rp 3.000.000-Rp 10.000.000 yang tentunya disesuaikan dengan jenis burung cenderawasihnya.
Burung ini tergolong mahal dipasaran karena memang dihabitatnya sudah sangat langkah. Bagaimana pun juga membunuh dan menjual burung cenderawasih bukan hanya melanggar hukum tetapi juga melanggar hak hidupnya di alam ini sebagai bagian dari makluk hidup.
Sebagus-bagusnya kandang peliharaan burung, tidak akan pernah sebagus kehidupannya di alam liar. Sebaik-baiknya penjara bagi seorang manusia, akan lebih istimewa jika manusia harus hidup bebas bersama anak istri dan keluarganya.
Dengan demikian Dihai cukupkan artikel seputar burung Cenderawasih merah dari Papua ini. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih.
Comments
Post a Comment